KALIMAT EFEKTIF
- Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain
- Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya
- ciri ciri kalimat efektif
1. Koherensi (keutuhan)
Koherensi (keutuhan) dalam kalimat
terlihat pada adanya keterkaitan makna antardata dalam kalimat tersebut.
Perhatikan contoh dibawah ini :
(1a) Kami pun
akhirnya saling mencintai.
(1b) Saya pun
akhirnya saling mencintai.
(2a) Mereka
berbondong-bondong menuju pertunjukan rakyat itu.
(2b) Dia
berbondong-bondong manuju pertunjukan rakyat itu.
Kalimat (1a) dan (2a) di atas
merupakan contoh kalimat yang memiliki keutuhan atau kepaduan, sedangkan
kalimat (1b) dan (2b) tidak. Penggunaan kata ganti orang pertama tunggal saya
pada (1b) sebagai subjek predikat verba saling memaafkan tidaklah tepat.
Predikat verba itu memerlukan kata ganti orang yang jamak. Sementara itu, pada
kalimat (2b) terlihat pada penggunaan kata ganti dia sebagai subjek predikat
verba berbondong-bondong. Predikat verba itu memiliki ciri (semantis) dengan
subjek jamak.
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif) Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini
5. Kevariasian (Variety)
Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu
dibandingkan dngan kalimat yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut
sebagai berikut.
a.
Variasi dalam pembukaan kalimat
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi
efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi
pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :
1) Frase keterangan (waktu, tempat, cara)
2) Frase Benda
3) Frase Kerja
4) Partikel Penghubung
Contoh:
a) Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu
isarat sederhana untuk bertransmigrasi (Frase benda)
b) Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama
ini (Frase Kerja)
c) Karena bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase
Penghubung)
b. Variasi dalam pola
kalimat
Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana
menoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek – Predikat –
Objek dapat diubah menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya.
Contoh :
1) dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa
sukamaju. (s – p- o)
2) belum dikenal oleh masyarakat desa sukamaju doketr muda
itu. (p – o – s)
3) dokter muda itu oleh masyarakat desa sukamaju belum
dikenal. (s – o – p)
c. Variasi dalam
jenis kalimat
Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau
pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah.
Perhatikan contoh berikut.
…………………..Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita
lebih hati-hati memamakai bahan baker dan energi dalam negeri. Apakah kita
menangkap peringatan tersebut?
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan
dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita.
Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.
d. Variasi bentuk
aktif-pasif
Perhatikan contoh berikut!
a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya
dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali
lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
Bandingkan dengan kalimat berikut!
b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang
itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali
lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.
Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat
katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat
dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan
paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
contoh :
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
contoh pada salah nalar tersebut :
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak
efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
- SUMBER :
http://dim24.wordpress.com/2010/11/07/pengertian-dan-syarat-kalimat-efektif/
http://anisa-jannahunesa.blogspot.com/2008/03/kumpulan-puisi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar