Rabu, 07 Desember 2011

KONFLIK

A.DEFINISI KONFLIK
 
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

B.PANDANGAN TRADISIONAL DAN INTERNASIONAL TENTANG KONFLIK

Konflik Menurut Stoner dan Freeman


Stoner dan Freeman(1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (Old view) dan pandangan modern (Current View):

1.Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik


2.Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.

Konflik Menurut Myers

Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner dan Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)

1. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi. Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.

2.Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi. Konflik dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif untuk membangun organisasi tersebut, misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi

SUMBER UTAMA KONFLIK DI DUNIA

  1.  AGAMA
Kenyataan ini sangat menyedihkan, padahal semua agama di dunia mengajarkan kepada setiap umatnya untuk saling mengasihi dan menghormati pemeluk agama lain. Namun realita yang terjadi dalam sejarah umat manusia, agama sering dijadikan dalih untuk membantai pemeluk agama yang lain. Masih segar di dalam ingatan kita betapa berdarah-darahnya saudara-saudara kita bertikai atas nama agama di Ambon dan Poso. Begitu juga yang terjadi antar umat beragama di India-Pakistan. Konflik terbaru yang terjadi antar umat beragama terjadi di Bekasi. Semua konflik ini terjadi karena fanatisme sempit, dan kecurigaan yang berlebihan terhadap pemeluk agama lain. Semoga saja pertikaian-pertikaian ini tidak terulang di masa datang, dan hal ini memerlukan kontrol dari pemimpin ulama semua agama.
     
     2.   KESUKUAN/RAS


Sejarah kelam di abad 20 di tandai dengan pembantaian besar-besaran manusia karena perbedaan ras dan suku. Kamp konsentrasi ala Gestapo di era Hitler, perang saudara antara suku Hutu dan Tutsi di Rwanda, pembantaian di Sarajevo oleh diktator Serbia kepada bangsa Bosnia, semena-menanya kaum Broer kepada orang kulit hitam di Afrika Selatan(sistem Apartheid), kekerasan antar suku di Sampit. Semua ini adalah beberapa contoh betapa berdarahnya konflik yang disebabkan oleh perbedaan ras/suku


     3.  UANG/HARTA


Uang adalah alat perlindungan buat memenuhi kebutuhan hidup manusia,namun uang dan harta kerap menjadi alasan manusia untuk saling bertikai. Banyak keluarga yang bertikai saat terjadi pembagian harta warisan. Ada pula perampokan yang menyebabkan korban jiwa dengan alasan butuh uang.


    4. WILAYAH TERITORIAL


Konflik Israel-Palestina adalah contoh betapa berdarahnya perebutan wilayah teritorial suatu negara. Kita juga melihat betapa sengitnya perebutan wilayah Kashmir, agresi Irak kepada Kuwait di awal 90-an, juga perang Iran-Irak. Bukan hanya antar negara/bangsa saja yang sering berkonflik karena wilayah teritorial, bahkan antar geng biasa saling membunuh untuk  memperebutkan suatu wilayah.


     5. JABATAN/KEKUASAAN


Sering kali terjadi kudeta berdarah terjadi untuk merebut jabatan tertinggi di suatu negara/bangsa. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, Kaisar Nero yang membantai keturunan kaisar dan jendral berpengaruh di masa Romawi, perang di Somalia, dan kudeta di Thailand. Semua itu memperlihatkan betapa kejamnya manusia untuk meraih puncak kekuasaan.


    6.  PASANGAN HIDUP (Suami/Istri/Pacar)


Kecemburuan berlebihan terhadap pasangan hidup(baik yang resmi–suami/istri,atau tidak resmi–kumpul kebo/pasangan sesama jenis ,ataupun belum resmi–pacar) bisa mengakibatkan seseorang melakukan hal-hal yang kejam. Rusaknya wajah Lisa karena disiram air keras oleh suaminya hingga harus di Face Off puluhan kali,atau mutilasi Heri di Depok oleh Ryan Jombang karena cemburu kekasih sesama jenisnya digoda .


    7. PERTANDINGAN SEPAKBOLA


Tak  bisa dipungkiri sepakbola adalah olahraga paling populer di muka bumi ini, hingga sampai ada istilah ‘demam sepakbola’. Namun fanatisme berlebihan dari fans berat suatu negara/klub sepakbola sering menjadi konflik. Kita lihat saja tawuran antar suporter klub di Indonesia, ada juga Holligan Inggris yang selalu ditakuti karena kerap membuat rusuh dan berkelahi dengan suporter lainnya, juga tragedi tewasnya suporter di Heysel Stadion. Di Itali bahkan ada seorang polisi yang meninggal karena kekerasan suporter sepakbola. Yang paling berdarah karena sepakbola adalah perang negara Honduras - El Salvador.


http://yoszuaccalytt.blogdetik.com/2010/09/23/7-penyebab-utama-konflik-di-dunia/

TEHNIK UTAMA MEMECAHKAN KONFLIK



Cara-cara Pemecahan konflik
Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai kestabilan dinamakan “akomodasi”. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan tersebut dengan cara bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi :
1. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya : untuk melakukan perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau mengadakan perundingan perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan lain-lain.
2. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kejadian seperti ini terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam masyarakat, bersifat spontan dan informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.
3. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan Belanda.
4. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama. Misalnya : Panitiatetap penyelesaikan perburuhan yang dibentuk Departemen Tenaga Kerja. Bertugas menyelesaikan persoalan upah, jam kerja, kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-lain.
5. Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang dingin.
6. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.
Adapun cara-cara yang lain untuk memecahkan konflik adalah :
1. Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dan sebagainya.
2. Subjugation atau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya. Sudah barang tentu cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat.
3. Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas. Kelompok minoritas sama sekali tidak merasa dikalahkan dan sepakat untuk melakukan kerja sama dengan kelompok mayoritas.
5. Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik.
6. Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penyelesaian_konflik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar